RS Delta Surya

Author name: Delta Surya

Edukasi Kesehatan

Kebersihan Lingkungan & DBD: Tanggung Jawab Bersama

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya saat musim hujan tiba. Setiap tahun, kasus DBD terus bermunculan dan memakan banyak korban jiwa, termasuk anak-anak dan lansia. #SobatDelta, salah satu kunci utama pencegahan DBD bukan hanya pada pengobatan, tapi juga pada upaya menjaga kebersihan lingkungan. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, mari kita pahami bersama bagaimana peran lingkungan dan apa yang bisa kita lakukan bersama. Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)? DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air bersih, terutama di sekitar rumah dan pemukiman. Gejala DBD antara lain: Mengapa Kebersihan Lingkungan Sangat Penting? Nyamuk Aedes aegypti senang hidup dan bertelur di genangan air jernih yang tidak mengalir, seperti: Jika lingkungan tidak bersih, maka tempat berkembang biak nyamuk akan semakin banyak, dan risiko penyebaran DBD meningkat drastis. Langkah Pencegahan: Gerakan 3M Plus Pemerintah telah menggalakkan gerakan 3M Plus untuk memutus rantai penularan DBD: 1. Menguras 2. Menutup 3. Memanfaatkan / Mendaur Ulang Plus Tanggung Jawab Bersama, Bukan Hanya Petugas Kesehatan Pencegahan DBD bukan hanya tugas rumah sakit atau petugas kebersihan. Ini adalah tanggung jawab semua pihak: Peran Rumah Sakit Delta Surya Kami di Rumah Sakit Delta Surya berkomitmen membantu #SobatDelta menghadapi ancaman DBD melalui: Penutup DBD bisa dicegah, dan langkah pertama dimulai dari rumah kita sendiri. Dengan menjaga kebersihan lingkungan secara konsisten dan menerapkan 3M Plus, kita bisa melindungi keluarga dan tetangga dari bahaya nyamuk pembawa virus dengue. #SobatDelta, mari kita wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Karena mencegah DBD adalah tanggung jawab bersama.

Edukasi Kesehatan

Pola Makan Tidak Seimbang: Antara Gaya Hidup dan Keterbatasan Ekonomi

Pola makan sehat merupakan pondasi utama bagi tubuh yang kuat dan terhindar dari penyakit. Namun di lapangan, banyak masyarakat Indonesia—terutama generasi muda dan kelompok ekonomi menengah ke bawah—masih memiliki pola makan yang jauh dari seimbang. #SobatDelta, artikel ini akan membahas bagaimana pola makan tidak seimbang terjadi karena dua hal utama: gaya hidup modern yang serba cepat dan keterbatasan ekonomi yang memengaruhi pilihan makanan harian. Apa Itu Pola Makan Tidak Seimbang? Pola makan tidak seimbang adalah kondisi di mana asupan makanan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi harian, baik dari segi jumlah maupun variasi. Contohnya: Penyebab Pola Makan Tidak Seimbang 1. Gaya Hidup Serba Cepat 2. Keterbatasan Ekonomi Dampak Pola Makan Tidak Seimbang Bagaimana Cara Mengatasi Pola Makan Tidak Seimbang? 1. Edukasi Gizi Sejak Dini 2. Pilih Makanan Sehat Sesuai Budget 3. Ubah Kebiasaan Perlahan Dukungan Rumah Sakit Delta Surya untuk Gizi Seimbang Kami hadir untuk mendukung #SobatDelta menjalani hidup sehat dengan: Penutup Pola makan sehat bukan tentang mahalnya makanan, tapi tentang pilihan yang cerdas. Di tengah tantangan gaya hidup modern dan keterbatasan ekonomi, #SobatDelta tetap bisa menjaga kesehatan lewat perubahan kecil yang konsisten. Mari bangun generasi yang sehat dan kuat mulai dari isi piring kita setiap hari.

Edukasi Kesehatan

Bahaya Rokok Elektrik: Gaya-Gayaan yang Menghancurkan Kesehatan Anak Muda

Di tengah maraknya gaya hidup modern, rokok elektrik atau vape menjadi tren yang populer, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang menganggap vape lebih aman dibanding rokok biasa, padahal anggapan tersebut keliru. #SobatDelta, yuk kita pahami bersama fakta di balik rokok elektrik yang sering dianggap gaya, tapi diam-diam menyimpan ancaman besar bagi kesehatan generasi muda. Apa Itu Rokok Elektrik? Rokok elektrik (e-cigarette) adalah perangkat yang mengubah cairan (liquid) menjadi uap untuk dihirup. Liquid ini biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, perasa, dan zat kimia lainnya. Meskipun tidak menghasilkan asap seperti rokok konvensional, bukan berarti rokok elektrik bebas risiko. Mengapa Rokok Elektrik Populer di Kalangan Anak Muda? Fakta Ilmiah Tentang Bahaya Rokok Elektrik 1. Mengandung Nikotin yang Memicu Kecanduan Nikotin pada vape bisa menimbulkan efek ketergantungan yang sama seperti rokok biasa. Pada remaja, ini bisa merusak perkembangan otak dan mengganggu fungsi kognitif. 2. Menyebabkan Gangguan Pernapasan Uap dari vape mengandung partikel halus dan zat kimia berbahaya yang bisa merusak jaringan paru-paru. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan bronkitis, sesak napas, bahkan penyakit paru kronis. 3. Risiko Cedera Akibat Ledakan Baterai Beberapa kasus menunjukkan vape bisa meledak saat digunakan atau di-charge. Hal ini menyebabkan luka serius di wajah, tangan, dan mulut. 4. Efek Jangka Panjang Belum Sepenuhnya Diketahui Karena vape merupakan produk yang relatif baru, banyak efek jangka panjangnya belum terungkap sepenuhnya. Namun, data awal sudah menunjukkan berbagai risiko kesehatan yang serius. Mengapa Anak Muda Rentan? Peran Orang Tua dan Sekolah Dukungan dari Rumah Sakit Delta Surya Rumah Sakit Delta Surya mendukung penuh upaya pencegahan rokok dan vape di kalangan remaja melalui: Penutup Rokok elektrik bukan gaya hidup sehat. Justru sebaliknya, bisa menghancurkan masa depan anak muda jika tidak dicegah sejak sekarang. #SobatDelta, mari kita jaga generasi muda dari ancaman rokok elektrik. Karena sehat itu keren, dan hidup bebas asap itu jauh lebih berkelas!

Edukasi Kesehatan

Stunting Masih Tinggi: Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional masih cukup tinggi, khususnya di daerah dengan akses layanan kesehatan yang terbatas. #SobatDelta, memahami stunting sejak dini sangat penting agar kita sebagai orang tua bisa melakukan langkah pencegahan yang tepat. Artikel ini akan membahas apa itu stunting, penyebabnya, dampaknya, serta apa saja yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegahnya. Apa Itu Stunting? Stunting adalah kondisi anak dengan tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi yang terjadi dalam waktu lama. Masa paling krusial adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Dampak Jangka Panjang Stunting Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga pada perkembangan fisik dan mental anak. Berikut beberapa dampak jangka panjang stunting: Faktor Penyebab Stunting Beberapa penyebab umum stunting meliputi: Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua? Untuk mencegah stunting, orang tua memiliki peran yang sangat besar. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan: 1. Selama Masa Kehamilan: 2. Setelah Anak Lahir: 3. Tingkatkan Edukasi Keluarga: Peran Rumah Sakit dalam Pencegahan Stunting Rumah Sakit Delta Surya siap mendampingi #SobatDelta dalam menjaga tumbuh kembang anak. Kami menyediakan layanan: Penutup Stunting bukan hanya persoalan tinggi badan, tetapi menyangkut masa depan anak dan generasi bangsa. Cegah stunting dimulai dari rumah, dari pola hidup sehat, asupan gizi yang baik, dan akses layanan kesehatan yang berkualitas. Ayo, #SobatDelta! Bersama kita wujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat!

Scroll to Top